Rabu, 11 Februari 2009

Reality is NOT REAL

beberapa hari yang lalu, aku ngeliat acara reality show baru yang ada di TV. aku sangat tertarik dengan reality show, karena di awalnya dulu acara ini bener2 menggambarkan suatu kejadian yang Real (nyata) tapi sekarang kata Real itu sendiri digeser artinya menjadi sesuatu yang tidak lagi nyata. dalam hal ini, misalnya ada kejadian yang seolah2 dibuat nyata, padahal sudah di setting sebelumnya atau kejadian nyata tetapi tidak di"nyata"kan maksudnya kejadian reka ulang atau semacamnya.

kok bisa aku seyakin itu??

jelas aja, aku nonton acara reality show sejak beberapa tahun yang lalu saat reality show belum se-booming sekarang, setiap nonton aku selalu cermati pelakunya, tempat dan emosi yang dialami sang pelaku, apakah cocok atau enggak sama kejadian yang sedang dialaminya (namanya juga aku pernah dapat kuliah tentang psikologi walaupun gak expert..hehehe) dari situ udah beberapa kali aku nemuin kejanggalan2.


sampai pada reality show yang berbau religius, ceritanya aku kenal banget dengan pelakunya yaitu adik kelas pas kuliah yang sekarang dia udah hijrah ke jakarta demi mengejar cita2 entertainment. aku yakin betul dengan nama lengkap yang bukan seperti yang diakuinya di TV, dia mengaku bernama Muhammad Sadiq, padahal jelas2 itu bukan namanya karena aku udah kenal dan deket dengan pelakunya sekitar 2-3tahun. dia juga mengaku ayahnya meninggal, padahal ayahnya masih hidup (insyaALLAH) ada di salah satu kota di Jatim.


dari sini aku semakin yakin kalau reality show sudah tidak Real lagi...
padahal aku yakin saat ini, jutaan warga Indonesia lagi gandrung dengan reality show yang tayang sore hari. mereka tidak sadar kalau emosi mereka dipermainkan oleh orang2 di balik layar dan kroni2nya. mereka semua ditipu dengan tayangan yang seolah mengupas kejadian nyata, walaupun tidak menutup kemungkinan cerita yang diangkat itu nyata adanya. ternyata orang2 di balik tayangan reality show itu tega ya membohongi jutaan warga yang rela menghabiskan tenaga untuk menonton, menyita waktu dan biaya membayar listrik untuk sebuah tayangan yang PALSU.

yah..semoga aja rakyat Indonesia lebih pintar dalam menentukan jenis tayangan terutama untuk anak2 yang sekarang sangat susah untuk mendapat tayangan yang sesuai, bisa2 moral mereka dirusak oleh tayangan televisi... .


sangat disayangkan...

Reality show isnt Real anymore...!!!

Tidak ada komentar: